Pusat belajar Dharma & yadnya, dibimbing Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik
BULELENG, Bali – Hari ini, Minggu, 24 Agustus 2025, umat Hindu di Banjar Gandongan, Desa Tukad Sumaga, melaksanakan upacara Penyekahan. Ritual ini merupakan bagian penting dalam rangkaian Pitra Yadnya, yang bertujuan untuk menyucikan atma (roh) leluhur. Seluruh prosesi berlangsung dengan khidmat, dipimpin langsung oleh Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik, yang dibantu oleh anggota Pasraman Gotra Loka Shanti.
Upacara Penyekahan berfokus pada penyucian roh menggunakan sekah, sebuah simbol yang terbuat dari rangkaian bunga dan kain putih sebagai representasi jasad yang telah disucikan. Kehadiran Ida Pandita dan anggota Pasraman tidak hanya memastikan setiap tahapan upacara berjalan sesuai pakem, tetapi juga menambah kesakralan acara. Seluruh keluarga besar dan masyarakat setempat terlibat dalam semangat gotong royong untuk mempersiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan.
Melalui upacara ini, diharapkan atma leluhur dapat mencapai alam yang lebih tinggi dan bersatu dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Pelaksanaan yadnya ini juga menjadi wujud bakti kepada leluhur dan memperkuat keyakinan serta ikatan spiritual masyarakat.
Buleleng, Bali – Hari ini, Jumat, 22 Agustus 2025, menjadi hari yang sangat istimewa bagi semeton Busungbiu. Bertempat di Grya Dwipa Shanti Herdaya, mereka melaksanakan dua upacara suci sekaligus, yaitu Pawiwahan (pernikahan) dan Pawintenan (penyucian diri). Prosesi sakral ini dipuput langsung oleh Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik, yang dibantu oleh anggota Pasraman Gotra Loka Shanti.
Upacara Pawiwahan merupakan pengesahan ikatan suci antara sepasang insan di hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan keluarga. Sementara itu, upacara Pawintenan adalah ritual penyucian rohani untuk meningkatkan kualitas spiritual dan kesiapan individu dalam melaksanakan tugas-tugas keagamaan. Pelaksanaan kedua upacara ini secara berbarengan menjadi simbol penyatuan lahir dan batin, di mana sebuah ikatan rumah tangga yang baru dibangun di atas landasan spiritual yang kokoh.
Kehadiran Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik tidak hanya memimpin jalannya upacara, tetapi juga memberikan restu dan bimbingan spiritual. Bantuan dari anggota Pasraman Gotra Loka Shanti memastikan setiap tahapan ritual, mulai dari penyiapan upakara hingga prosesi, berjalan dengan lancar dan sempurna.
Melalui upacara ganda ini, semeton Busungbiu tidak hanya merayakan sebuah ikatan suci, tetapi juga memperkuat komitmen mereka dalam melestarikan tradisi. Diharapkan, pasangan yang baru menikah akan senantiasa dilimpahi berkah dan kebahagiaan, serta dapat mengemban tanggung jawab Dharma dalam kehidupan berumah tangga.
Buleleng, Bali – Hari ini, Kamis, 21 Agustus 2025, semeton Pasek Kayu Selem melaksanakan upacara Paingkup Dewa Hyang di Desa Rangdu. Upacara ini merupakan puncak dari serangkaian ritual penyucian yang bertujuan untuk menyatukan kembali roh leluhur agar dapat berstana sebagai Dewa Hyang.
Seluruh prosesi berlangsung dengan khidmat, dipuput langsung oleh Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik. Beliau dibantu oleh anggota Pasraman Gotra Loka Shanti yang sigap memastikan setiap tahapan upacara berjalan lancar. Pelaksanaan yadnya ini tidak hanya menjadi wujud bakti kepada leluhur, tetapi juga memperkuat ikatan kekeluargaan dan komitmen dalam melestarikan tradisi.
BULELENG, BALI – Hari ini, Rabu, 20 Agustus 2025, suasana khidmat menyelimuti Desa Tinggarsari, Buleleng. Seluruh semeton Pasek Gelgel Pegatepan berkumpul untuk melaksanakan upacara Paingkup Dewa Hyang. Ritual yang menjadi puncak dari rangkaian Pitra Yadnya ini dipuput langsung oleh Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik, dibantu oleh anggota Pasraman Gotra Loka Shanti.
Upacara ini memiliki makna mendalam, yaitu menyatukan kembali roh-roh leluhur yang telah disucikan agar dapat berstana sebagai Dewa Hyang dan senantiasa melimpahkan restu bagi keturunannya. Prosesi berlangsung dengan penuh kekhidmatan, di mana seluruh keluarga besar Pasek Gelgel Pegatepan bergotong royong memastikan setiap tahapan upacara berjalan lancar. Kehadiran Ida Pandita dan bantuan dari para anggota pasraman menambah kesakralan dan kesempurnaan setiap ritual.
Dengan tuntasnya upacara ini, seluruh semeton Pasek Gelgel Pegatepan berharap para leluhur mendapatkan tempat yang layak di sisi Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Pelaksanaan yadnya ini juga menjadi bukti kuatnya ikatan kekeluargaan dan persatuan antarsemton, serta komitmen mereka dalam melestarikan tradisi.
BULELENG, BALI – Hari ini, Selasa, 19 Agustus 2025, rangkaian upacara Pengabenan Massal di Grya Dwipa Shanti Herdaya memasuki hari kedua dan berjalan dengan lancar serta sukses. Seluruh prosesi yang padat dipimpin langsung oleh Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik dan dibantu oleh anggota Pasraman Gotra Loka Shanti.
Rangkaian kegiatan diawali di griya dengan ritual nyegceg, pemeras margi, dan caru tedun sawe, sebelum dilanjutkan dengan prosesi mepegat dan ngadang. Setelah itu, sawe diusung memargi ke setra (berjalan ke kuburan) untuk prosesi ngeseng (pembakaran). Setelah pembakaran, dilanjutkan dengan ngereka dan narpana pengiriman, kemudian nganyud puspa asti ke segara Umeanyar sebagai simbol kembalinya unsur fisik ke alam semesta.
Serangkaian upacara berlanjut dengan nyekah yang kemudian juga dibakar dan dihanyutkan ke laut. Rangkaian hari kedua diakhiri dengan nyegara gunung, nangkilang ring tri khayangan, dan ditutup dengan mepaingkup sebagai simbol penyatuan kembali arwah leluhur dengan Sang Hyang Widhi Wasa. Kesuksesan seluruh rangkaian upacara ini menunjukkan persiapan matang dan kekompakan dari seluruh pihak yang terlibat.
BULELENG, BALI – Hari ini, upacara Pengabenan Massal di Grya Dwipa Shanti Herdaya dimulai dengan khidmat dan berjalan sukses. Tahapan-tahapan penting di hari pertama ini dipimpin langsung oleh Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik dan dibantu oleh anggota Pasraman Gotra Loka Shanti.
Rangkaian kegiatan dimulai sejak pagi dengan prosesi Mungkah atau Ngulapin, yakni memanggil arwah leluhur agar kembali ke jasad yang akan disucikan. Dilanjutkan dengan Meseh Lawang (membuka pintu), yang secara simbolis membuka jalan bagi roh untuk menuju alam yang lebih tinggi. Setelah itu, dilaksanakan Mersihin atau Ngelelet, sebuah ritual penyucian jasad sebelum memasuki prosesi inti.
Setelah seluruh pembersihan selesai, upacara dilanjutkan dengan Pedeengan, yaitu pengantaran roh leluhur ke persemayaman terakhir dengan menggunakan simbol. Kegiatan hari pertama ini diakhiri dengan prosesi Ngaskara, puncak penyucian atma (roh) yang diharapkan dapat bersatu kembali dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Kesuksesan hari pertama ini tidak lepas dari bimbingan Ida Pandita Mpu Nabe yang memimpin seluruh ritual dengan sempurna, serta bantuan sigap dari anggota Pasraman Gotra Loka Shanti yang memastikan setiap sarana dan tahapan berjalan lancar. Pelaksanaan yang tertata rapi ini menjadi fondasi kuat untuk kelancaran seluruh rangkaian upacara yang akan datang.
BULELENG, BALI – Persiapan intensif untuk Pengabenan Massal telah mencapai tahap akhir. Hari ini, seluruh anggota Pasraman Gotra Loka Shanti bergotong royong di Grya Dwipa Shanti Herdaya untuk memastikan semua sarana dan perlengkapan upacara telah tersedia dan lengkap.
Tahap krusial ini dipimpin langsung oleh Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik. Beliau berkeliling memeriksa setiap detail sarana, hingga berbagai banten dan piranti lainnya. Bimbingan beliau memastikan seluruh persiapan berjalan sesuai dengan dresta (tradisi) dan pakem agama yang berlaku.
Anggota pasraman bekerja dengan teliti, memastikan tidak ada satu pun sarana yang terlewat. Mereka memeriksa kembali hasil kerja yang telah dilakukan, dari merangkai bunga hingga menata peralatan. Kerja sama ini tidak hanya sebagai bentuk pengabdian, tetapi juga menjadi pelajaran praktis bagi mereka untuk memahami pentingnya kesempurnaan dalam setiap upacara.
Dengan selesainya persiapan akhir ini, seluruh pihak yang terlibat merasa yakin bahwa upacara Pengabenan Massal akan berjalan dengan lancar, khidmat, dan sempurna. Persiapan yang matang ini adalah kunci utama untuk kelancaran yadnya yang akan segera dilaksanakan.
BULELENG, BALI – Persiapan intensif untuk upacara Pengabenan Massal telah dimulai di Buleleng. Puluhan anggota Pasraman Gotra Loka Shanti bergotong royong dalam sebuah kegiatan yang menunjukkan kuatnya komitmen terhadap tradisi. Seluruh rangkaian persiapan ini dipusatkan di Grya Dwipa Shanti Herdaya.
Fokus utama dari kegiatan ini adalah pembuatan dan penyiapan segala perlengkapan upakara (sarana upacara) yang dibutuhkan. Para anggota pasraman dengan penuh semangat bekerja sama membuat bade (menara kremasi), patung lembu, dan berbagai perlengkapan lainnya. Setiap tahapan dikerjakan dengan cermat, karena setiap elemen memiliki makna filosofis dan ritual yang mendalam.
Di tengah kesibukan tersebut, anggota pasraman juga melaksanakan praktik ngerajah—menulis aksara suci Bali—pada sarana-sarana upacara. Proses ini menjadi bagian paling sakral dari persiapan, dan seluruhnya didampingi langsung oleh Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik. Bimbingan beliau memastikan bahwa setiap rajahan dibuat dengan benar sesuai dengan pakem tradisi.
Melalui kegiatan ini, Pasraman Gotra Loka Shanti tidak hanya mempersiapkan sebuah upacara, tetapi juga memberikan pendidikan praktis kepada para siswanya. Upaya ini memastikan bahwa Pengabenan Massal dapat berjalan dengan sempurna, sekaligus mencetak generasi penerus yang terampil dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya Hindu-Bali.
BULELENG, Bali – Hari ini, Kamis, 14 Agustus 2025, masyarakat Desa Tangkid, Kecamatan Kubutambahan, melaksanakan upacara Nyapuleger. Ritual penting untuk penyucian desa ini dipuput langsung oleh Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik, dibantu oleh anggota Pasraman Gotra Loka Shanti.
Nyapuleger memiliki makna mendalam sebagai upaya untuk menetralkan energi negatif dan membersihkan desa secara skala dan niskala (lahir dan batin). Melalui ritual ini, umat memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar desa senantiasa bersih, damai, dan terhindar dari marabahaya. Kehadiran Ida Pandita Mpu Nabe memberikan kekhidmatan dan kesakralan pada setiap tahapan upacara.
Seluruh warga desa terlibat dalam upacara ini dengan semangat gotong royong, mempersiapkan berbagai upakara (perlengkapan upacara). Aroma dupa dan lantunan doa menciptakan suasana spiritual yang mendalam, saat para pemuka adat dan rohani memimpin jalannya ritual.
Dengan tuntasnya Upacara Nyapuleger ini, seluruh masyarakat Desa Tangkid berharap kedamaian, kesejahteraan, dan kerahayuan senantiasa menyelimuti kehidupan mereka.
Buleleng, Bali – Desa Tukad Sumaga dipenuhi oleh suasana penuh kekeluargaan dan spiritual hari ini, Rabu, 13 Agustus 2025. Seluruh semeton Pasek Gelgel Pegatepan dan Ariya Gajah Para berkumpul untuk melaksanakan upacara Pitra Yadnya, sebuah wujud penghormatan dan pengabdian terakhir untuk menyucikan arwah leluhur.
Upacara sakral ini dipimpin langsung oleh Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik. Selama seluruh rangkaian prosesi, beliau didampingi oleh tim dari Pasraman Gotra Loka Shanti, yang sigap membantu dalam setiap tahapan ritual. Kerja sama antara kedua kelompok kekeluargaan ini, yang dibantu oleh bimbingan spiritual dari Ida Pandita, menunjukkan kuatnya persatuan dalam menjalankan yadnya bersama.
Melalui Pitra Yadnya ini, para semeton memohon agar arwah leluhur mendapatkan jalan yang lapang menuju moksa (penyatuan dengan Tuhan). Upacara ini tidak hanya menjadi simbol ketaatan beragama, tetapi juga mempererat tali silaturahmi di antara seluruh keluarga besar Pasek Gelgel dan Ariya Gajah Para di Desa Tukad Sumaga.
BULELENG, BALI – Anggota Pasraman Gotra Loka Shanti tengah melakukan pengecekan menyeluruh terhadap seluruh perlengkapan yang akan digunakan untuk upacara pengabenan. Kegiatan ini berlangsung di Grya Dwipa Shanti Herdaya di bawah bimbingan langsung Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik.
Fokus utama dalam kegiatan ini adalah memastikan semua peralatan dan upakara (sarana upacara) lengkap dan sesuai dengan ketentuan adat. Mereka dengan teliti memeriksa setiap detail, dari bahan-bahan yang digunakan hingga bentuk dan ukuran perlengkapan, demi kelancaran dan kesempurnaan upacara nanti.
Kehadiran Ida Pandita Mpu Nabe tidak hanya sebagai pengawas, tetapi juga sebagai pembimbing spiritual. Beliau memberikan arahan langsung kepada para anggota pasraman, menekankan pentingnya setiap elemen upacara. Latihan ini tidak hanya menjadi persiapan teknis, melainkan juga pembelajaran praktis bagi para siswa untuk memahami makna mendalam dari setiap tahapan ritual.
Melalui kegiatan ini, Pasraman Gotra Loka Shanti menunjukkan komitmennya dalam melestarikan tradisi leluhur dan mencetak generasi muda yang tidak hanya berpengetahuan, tetapi juga terampil dalam menjalankan yadnya.
BULELENG, BALI – Melanjutkan rangkaian persiapan upacara Pengabenan Massal, para siswa Pasraman Gotra Loka Shanti kini memasuki fase krusial. Mereka berkonsentrasi penuh pada praktik ngerajah—mengukir aksara Bali pada berbagai sarana ritual—di bawah bimbingan langsung Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari tahap penyiapan perlengkapan yang telah dilakukan sebelumnya.
Proses ngerajah yang membutuhkan ketelitian tinggi ini menjadi fokus utama. Setiap goresan aksara memiliki makna suci yang mendalam dan harus diaplikasikan dengan benar pada setiap perlengkapan upacara. Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik secara langsung mengawasi dan memberikan arahan, memastikan para siswa tidak hanya menguasai tekniknya, tetapi juga memahami esensi spiritual di balik setiap rajahan.
Latihan yang berkesinambungan ini menunjukkan komitmen Pasraman Gotra Loka Shanti dalam mencetak kader-kader yang berpengetahuan luas dan terampil. Dengan persiapan yang matang ini, diharapkan upacara Pengabenan Massal dapat berjalan dengan lancar, khidmat, dan sesuai dengan pakem tradisi yang berlaku.
Buleleng, Bali – Hari ini, Minggu, 10 Agustus 2025, suasana khidmat menyelimuti Desa Tukad Sumaga saat semeton Pasek melaksanakan upacara Pitra Yadnya Pengabenan. Upacara sakral ini terbilang istimewa karena menyatukan dua jenis prosesi dalam satu rangkaian, yakni kremasi untuk satu sawe watangan (jenazah baru) dan empat sawe munggah (kerangka yang digali kembali).
Pengabenan ini merupakan puncak dari serangkaian upacara Pitra Yadnya yang bertujuan untuk menyucikan atma (roh) leluhur agar terbebas dari ikatan duniawi dan mencapai alam yang lebih tinggi. Prosesi suci ini dipuput langsung oleh Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik, seorang Sulinggih yang dihormati, didampingi oleh anggota Pasraman Gotra Loka Shanti. Kehadiran beliau dan para siswa pasraman menambah kesakralan dan kelancaran setiap tahapan ritual.
Sejak pagi, seluruh keluarga besar Pasek dan masyarakat desa telah bergotong royong mempersiapkan segala sarana upacara, mulai dari bade, patung lembu, hingga berbagai banten yang rumit. Semangat kebersamaan ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan sosial dan tradisi dalam menjalankan kewajiban spiritual. Melalui upacara ini, keluarga tidak hanya menunjukkan bhakti terakhir mereka, tetapi juga memohon restu agar atma para leluhur mendapatkan tempat yang layak di sisi Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Buleleng, Bali – Hari ini, Sabtu, 9 Agustus 2025, suasana duka yang bercampur dengan kekhidmatan menyelimuti Desa Banyuatis, Buleleng. Upacara Pitra Yadnya Pengabenan Ngelanus tengah dilaksanakan, menjadi puncak dari rangkaian ritual untuk menyucikan dan mengantarkan roh leluhur ke alam keabadian.
Prosesi ini dipuput langsung oleh Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik, seorang Sulinggih yang dihormati, didampingi oleh anggota Pasraman Gotra Loka Shanti.
Pengabenan Ngelanus adalah upacara kremasi yang dilaksanakan secara langsung setelah upacara kematian, tanpa jeda yang panjang. Ritual ini dianggap sebagai jalan tercepat dan termudah bagi atma (roh) untuk terbebas dari ikatan duniawi dan mencapai moksa atau penyatuan kembali dengan Sang Hyang Widhi Wasa.
Sejak pagi, persiapan telah dilakukan dengan cermat. Seluruh keluarga besar dan masyarakat Desa Banyuatis bergotong royong, memastikan setiap tahapan upacara berjalan lancar. Kehadiran Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik yang memimpin jalannya upacara, serta dukungan aktif dari anggota Pasraman Gotra Loka Shanti, menambah kesakralan dan kesempurnaan yadnya.
Upacara ini tidak hanya menjadi wujud bhakti dan pengabdian terakhir keluarga kepada leluhur, tetapi juga cerminan kuatnya tradisi dan persatuan masyarakat Bali dalam menjalankan yadnya bersama. Diharapkan melalui upacara ini, atma para mendiang dapat mencapai moksa dan senantiasa memberikan restu kepada keluarga yang ditinggalkan.
Buleleng, Bali – Hari ini, Jumat, 8 Agustus 2025, suasana bhakti dan kemeriahan menyelimuti Desa Tukad Sumaga. Seluruh semeton Pasek Padang Subadra melaksanakan upacara Piodalan yang dilanjutkan dengan ritual Paingkup. Seluruh prosesi sakral ini dipuput langsung oleh Ida Pandita Mpu Nabe Wijaya Parama Manik, seorang Sulinggih yang dihormati, didampingi oleh anggota Pasraman Gotra Loka Shanti.
Piodalan merupakan wujud syukur dan penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan manifestasi-Nya yang berstana di pura atau pelinggih keluarga. Sementara itu, upacara Paingkup adalah rangkaian penting dalam upacara Atma Wedana, yang bertujuan untuk menyatukan kembali roh-roh leluhur yang telah disucikan pada tingkatan sebelumnya. Pelaksanaan dua upacara besar ini secara berkesinambungan menunjukkan kuatnya komitmen spiritual dan tanggung jawab semeton Pasek Padang Subadra dalam menjaga tradisi leluhur.
Sejak pagi, semarak piodalan dan paingkup telah terasa. Aroma dupa semerbak, diiringi lantunan kidung suci dan alunan gamelan, menciptakan suasana spiritual yang mendalam. Para pengempon (penanggung jawab pelinggih) dan pemedek (umat) berdatangan dengan pakaian adat lengkap, membawa persembahan yang ditata indah. Kehadiran Ida Pandita Mpu Nabe dan anggota Pasraman Gotra Loka Shanti menambah kesakralan acara.
Pelaksanaan yadnya ganda ini tidak hanya memperkuat sradha (keyakinan) dan bhakti umat, tetapi juga menjadi ajang mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan antar semeton. Diharapkan, melalui upacara ini, Desa Tukad Sumaga senantiasa dianugerahi kerahayuan dan kedamaian.